Wednesday 19 December 2012

Siapa pun tahu, yang namanya racun tidak baik untuk tubuh. Dengan cara detoksifikasi alias diet detoks, racun tersebut bisa dikeluarkan. Bagaimana caranya?
Racun yang menumpuk dalam tubuh bisa datang dari mana saja. Bisa dari air, makanan atau udara yang kita hirup. Biasanya tubuh memproses racun-racun tersebut dalam hati dan ginjal, lalu membuangnya lewat keringat, urin dan feses.
Namun karena stres atau dehidrasi, racun tersebut tak bisa keluar seluruhnya dari tubuh. Akibatnya, kita akan mengalami kelelahan, sakit kepala dan berjerawat. Untuk mengatasi masalah tersebut, Anda bisa melakukan detoksifikasi atau penetralan racun.
Apa Itu Diet Detoks?
Kebanyakan makanan yang kita konsumsi sekarang sudah terkontaminasi senyawa kimia atau racun yang tak baik untuk tubuh. Yang dimaksud dengan detoksifikasi, untuk jangka waktu tertentu, Anda tak mengkomsumsi jenis makanan tertentu yang dianggap mengandung racun.
Biasanya dalam satu atau dua hari, Anda hanya mengkonsumsi cairan (air putih, teh dan jus). Jus buah dan sayur, akan mempercepat proses detoks dengan membersihkan tubuh dari racun yang mungkin menjadi penyebab penyakit tertentu. Selain itu, jus juga membantu pencernaan serta sistem kekebalan tubuh.
Hari berikutnya, Anda bisa mulai makan nasi dengan sayuran rebus dan buah untuk memulai diet. Setelah seminggu, Anda bisa menyantap makanan lain, kecuali daging merah, gula, telur dan makanan siap saji.
Dengan program detoks ini, tubuh akan mengeluarkan cairan berlebih yang selama ini mengendap dalam tubuh. Tentunya cairan berlebih itu tak keluar sekaligus. Setidaknya, ini adalah cara ideal untuk memulai metode pola makan baru saat diet yang Anda lakukan tak berhasil.
Setelah melakukan detoks, tubuh akan terasa lebih ringan dan tak kembung lagi. Proses ini memang bekerja memusnahkan makanan yang berbahaya bagi tubuh seperti alkohol, karbohidrat yang terproses dan gula. Kebanyakan mereka yang melakukan detoks akan kehilangan berat 1-1,5 kg pada minggu pertama.
Lanjutkan program ini dengan menjaga asupan makanan atau mengeluarkan makanan tertentu dari daftar makanan dan menggantinya dengan alternatif lain. Hasil yang didapat memang terlihat menggiurkan. Namun, jangan tergoda untuk melakukan detoks panjang.
Anda mungkin akan memulainya dengan penuh semangat dan mengakhirinya di hari ketiga karena kelaparan. Untuk tahap awal, cobalah metode detoks selama akhir pekan atau satu hari. Anda dapat mengulanginya setiap beberapa bulan sekali. Atau bisa melakukan detoks satu hari dan mengulangnya setiap minggu.
Kapan Saatnya Detoks
Jika Anda merasa sudah terlalu lama mengonsumi makanan tak sehat, makanan cepat saji dan alkohol, atau jika Anda merasa tubuh letih, lesu dan kembung, mungkin ada baiknya melakukan detoks. Dengan cara ini, sirkulasi pembuangan akan menjadi lebih teratur. Fungsi hati dan ginjal akan lebih baik. Kulit juga menjadi lebih bersih dan mulus. Ketidakseimbangan hormon, stres, dan kondisi inflamasi lainnya bisa dikurangi.
Namun bagi Anda yang sedang hamil atau menyusui, memiliki berat badan di bawah normal, menderita gagal ginjal, anemia, diabetes tipe 1, penyakit hati yang parah, sedang menjalani pengobatan atau dalam pengawasan dokter, jangan melakukan detoks. Saat detoks, tubuh akan meluruhkan gula dan kafein. Anda akan merasa lelah dan sedikit sakit kepala.
Bagi mereka yang berada dalam kondisi di atas akan sangat berbahaya. Itu sebabnya, detoks hanya boleh dilakukan oleh mereka yang sehat. Karena efek lelah dan pusing tadi, saat melakukan detoks disarankan jangan membuat janji. Jika ingin berolahraga, lakukanlah olahraga ringan.
Apa pun yang Anda lakukan, pastikan Anda menikmatinya. Anda bisa membaca, menonton DVD, bersantai sambil memanjakan diri atau hanya berbaring. Setelah program ini berakhir, Anda akan merasa penuh semangat dan seperti terlahir kembali.
sumber: Erma Dwi Kusumastuti – kompas.com

No comments:

Post a Comment

terima kasih telah mengakses blog ini.keuntungan yang manarik utk reseller kami klik www.onlineshop24hour.com